Hiking Ceria : Lawu
Tulisan ini sebenarnya sudah ditulis sekitar 1 tahun yang lalu. Tapi entah kenapa kok belum di publish juga. Dari pada cuma kesimpan di draft mending langsung di publish aja.
------------------
Sabtu-Minggu, 24-25 Agustus 2016 saya dan teman2 dari Trabas Seekers (TS) hiking ceria ke gunung lawu. Setahun yang lalu kita juga melakukan hal yang sama di gunung merbabu. walaupun judulnya hiking ceria tapi dandanan kita tetep ala trailruner, bukan seperti orang hiking yang bawa carrier gede dan perlengkapan lainnya. kalo kita pokoknya serba minimalis. Targetnya adalah sebelum sore sudah harus kembali.
Peserta kali ini 8 orang. lebih banyak daripada acara2 sebelumnya yang cuma 5-6 orang. 8 orang ini 7 orang dari TS dan 1 orang "bintang tamu" dari BANDREX (Bandung Explorer). berangkat hari sabtu, 2 orang sudah duluan dipagi hari sisanya berangkat sore. Kami ber 6 yang berangkat sore sampe di base camp cemoro sewu sekitar jam 11 malam setelah melewati perjalanan yang ternyata lumayan jauh. Cuaca pada saat itu gerimis, berkabut dengan jarak pandang sekitar 5 meter. Saya sangat beruntung mempunyai teman yang sudah sangat berpengalaman untuk urusan naik gunung. Dari 8 orang peserta ini, kecuali saya...hehehee, beberapa dulunya adalah anak MAPALA yang sudah khatam hampir semua gunung di jawa tengah, ada juga yang masih aktif jadi anggota BASARNAS dan "bintang tamu" kita mbak Tata yang ternyata seorang dokter.
Karena pengalaman mereka saya jadi merasa aman. Mereka juga yang memutuskan apakah harus lanjut naik atau tidak karena pada saat itu cuaca gerimis dan berkabut sedangkan perlengkapan kita tidak mendukung untuk cuaca hujan dan berkabut. Dan diputuskanlah untuk tetap naik ke lawu setelah jam 2 dini hari karena gerimis sudah reda dan sudah tidak terjadi badai kabut. Mereka juga paham betul tentang keselamatan selama mendaki. Berapa lama kami harus istirahat selama perjalanan, penanganan saat cidera atau kram, jam berapa harus sudah sudah sampai puncak dan turun dari puncak, makanan apa saja yang dibawa selama pendakian dan lain-lain.
Seperti perjalanan sebelum-sebelumnya, kami tidak pernah merencakan hiking ke lawu secara detail. Hanya beberapa hari sebelum berangkat info tentang perjalanan ke lawu di share ke group WA. Dan sudah seperti settingan "auto default" bagi yang bisa ikut otomatis sudah langsung siap dengan perlengkapan sesuai kebutuhan masing-masing dan tidak saling merepotkan satu dengan lainnya. Info yang di share hanya sebatas tujuan, acara (hiking tektok, trailrun atau camping ceria), waktu dan meeting point serta diakhiri dengan embel-embel "self support".
Saya suka dengan perjalanan yang seperti ini, yang tanpa perencaan dan langsung eksekusi. Ini membuat kita belajar untuk memaklumi keadaan. Belajar ikhlas untuk tidak boleh berharap terlalu tinggi. Kalau sampai lokasi ternyata kita gagal untuk mendaki karena cuaca atau faktor yang lain, ya harus maklum dan iklhas. Kalau ternyata teman selama perjalanan ternyata kurang asik, ya harus maklum dan ikhlas. Kalau sampai puncak ternyata berkabut dan tidak mendapat view yang bagus, ya harus maklum dan ikhlas. Kalau selama perjalanan kita salah mengambil keputusan, ya harus maklum dan ikhlas. Pokoknya segala sesuatunya di buat asik, dengan memaklumi keadaan dan ikhlas.
Jadi kapan kita meninggi lagi gaes...?
Komentar
Posting Komentar